A.
INTERAKSI ANTARKOMPONEN BIOTIK
Interaksi
antarkomponen biotik merupakan interaksi yang terjadi antarpopulasi organism
yang menyusun ekosistem. Beberapa tipe interaksi antarkomponen biotik, yaitu mutualisme,
komensalisme, alelopati, predasi, kompetisi, dan parasitisme.
a.
Mutualisme
Mutualisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi antarorganisme dari dua spesies yang berbeda yang saling menguntungkan. Contoh hubungan mutualisme adalah semut dengan aphid. Semut melindungi aphid dari pemangsanya, sedangkan aphid memberikan cairan sejenis madu kepada semut. Contoh lain bunga dengan lebah.
b.
Komensalisme
Komensalisme merupakan bentuk hubungan atau interaksi antarorganisme dari dua spesies yang bebeda, yang mana hanya satu organism saja yang memperoleh keuntungan sedangkan yang lainya tidak terpengaruh. Contoh hubungan antara ikan remora dengan ikan hiu; contoh lain tanaman anggrek yang tumbuh secara epifit pada batang pohon.
c.
Alelopati
Alelopati adalah hubungan atau interaksi
antaraorganisme, yang mana keberadaan satu organisme dapat menghambat
pertumbuhan atau perkembangan organism lainya melalui pelapisan toksin atau
racun. Tanaman pinus misalnya, menyekresikan zat yang menyebabkan tanah
disekitarnya menjadi terlalu asam untuk pertumbuhan tanaman jenis lanya.
d.
Predasi
Predasi adalah hubungan
atau interaksi antarorganisme yang mana satu organism memakan organisme lainya.
Organism yang memakan disebut Predator sedangkan yang dimakan disebut Mangsa.
e.
Kompetisi
Adanya persaingan untuk mendapatkan
sumber yang terbatas terjadinya hubungan atau interaksi dalam bentuk Kompetisi.
f.
Paraitisme
![Text Box: www.faithfreedom.org](file:///C:/Users/WIN764~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image013.gif)
A.
RANTAI MAKANAN
Dalam
ekosistem terjadi interaksi antara komponen biotik dan abiotik mulai dari
tingkat individu sampai lingkup biosfer. Interaksi ini ditampilkan dalam
pemanfaatan oksigen untuk bernafas, pemanfaatan cahaya matahari pada tumbuhan.
Interaksi terjadi antara individu dengan lingkungan bertujuan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Dalam hal interaksi, semua organisme
memerlukan energi dalam bentuk energi kimia. Perpindahan energi yang berbentuk
makanan diubah strukturnya ke dalam energi kimia melewati urutan makan dan
dimakan yang disebut sebagai rantai makanan.
Seperti
telah diungkapkan di bagian depan komponen biotik meliputi kelompok autotrofik
dan heterotrofik. Telah dijelaskan pula bahwa kelompok autotrofik
adalah kelompok yang tidak menggantungkan diri pada kehadiran makhluk lain
dalam sintesa makanannya. Sebaliknya komponen heterotrofik,adalah
kelompok makluk hidup yang menggantungkan diri pada makhluk hidup yang lain
dalam sintesa makanannya.
Komponen
heterotrofik ini dibedakan menjadi dua yakni kelompok makrokonsumen dan
mikrokonsumen. Kelompok makrokonsumen merupakan kelompok yang
menggantungkan diri pada kehadiran makhluk lain dalam sintesa makanannya.
Kelompok makrokonsumen dibedakan lagi menjadi tiga tingkatan, yakni
konsumen tingkat I, tingkat II dan tingkat III. Wiegert dan Owens (1970)
membagi komponen hetrerotrofik ke dalam komponen biofagus dan saprofagus.
Biofagus adalah mahkluk yang mengkonsumsi makhluk hidup lain dan saprofagus
makhluk hidup yang memanfaatkan jasad mati atau zat organik mati.
Rantai makanan
dimulai dari produsen, yang pada umumnya berupa tumbuhan hijau, misalnya
tanaman jagung. Batang dan daun tanaman jagung akan dimakan oleh konsumen I
yakni kelompok herbivora yang juga disebut sebagai konsumen primer. Konsumen
kedua disebut juga konsumen sekunder akan memakan konsumen primer. Konsumen
sekunder ini dikelompokkan ke dalam karnivora, yakni pemakan hewan. Konsumen
tersier atau konsumen tingkat tiga pemakan konsumen primer dan sekunder serta produsen.
Konsumen tersier ini disebut kelompok omnivora ataupemakan segala.
Lewat
jalur yang lain rantai makanan juga dapat dimulai dari produsen, misalnya
tanaman jagung tersebut. Kemudian tahap berikutnya tanaman jagung dan buahnya
dimakan ulat, dan ulat ini dimakan burung seterusnya burung dimakan oleh ular
dan seterusnya. Dalam hal demikian ini tanaman jagung sebagai produsen dan
ulat, burung dan ular sebagai konsumen. Ulat ebagai konsumen tingkat I atau
konsumen primer, burung sebagai konsumen tingkat II atau konsumen sekunder dan
ular sebagai konsumen tingkat III atau konsumen tersier.
Dalam
ekosistem rantai makanan tidaklah tunggal, tetapi dapat berupa banyak rantai
makanan yang seringkali disebut jaring makanan.
(www.doe.gov.my)
Gambar :
jarring-jaring makanan
Pada
setiap transfer sebagian besar energi yakni hampir 80% dari energy potensial
dibebaskan dalam bentuk energi panas. Energi panas tersebut akan hilang ke
lingkungan sekitar. Oleh karena itu mata rantai transfer tersebut menjadi
sangat terbatas. Semakin pendek rantai makanan, atau semakin dekat dengan
produsen tentu akan semakin banyak pula energi yang tersedia. Secara fisis
terdapat dua rantai makanan yang dapat dibedakan dalam kehidupan ini yakni
rantai yang langsung dan rantai tidak langsung. Rantai makanan yang langsung
Misalnya dapat dimulai dari tanaman hijau (rumput) sebagai produsen ke
herbivora diteruskan ke karnivora, omnivora. Rantai makanan yang tak langsung
adalah rantai pengurai yakni dari zat organik mati menuju ke mikroorganisme dan
selanjutnya mikro organisme inilah sebagai predatornya. Ke dua rantai makanan
tersebut, yakni rantai makanan langsung dan rantai makanan tak langsung
tidaklah berdiri sendiri melainkan selalu berkaitan dengan rantai makanan yang
lain. Pernyataan tersebut dapat diartikan bahwa lewat rantai makanan akan
membentuk pola saling ketergantungan satu sama lain. Jaringan rantai makanan
tersebut pada umumnya bersifat kompleks yang disebut sebagai jaringan makanan.
Salah
satu perwujudan dari hukum termodinamika I dan upaya untuk melawan hukum
termodinamika II yakni terjadinya rantai makanan. Dalam rantai makanan ini
terjadi transfer energi. Transfer dari sumber daya yang berupa makanan dari
tanaman seterusnya menuju suatu seri organisme yang memakan hijauan daun yang
berasal dari tanaman. Seterusnya dari binatang pemakan tanaman tersebut akan
dijadikan makanan bagi binatang yang memakan daging, termasuk pula dinikmati
oleh manusia. Sisa-sisa makanan akan diproses dalam bumi kita oleh organisme
pengurai (pembusuk) sehingga terjadilah siklus kehidupan yang langgeng. Gambar
berikut ini memperlihatkan peredaran makanan.
B.
ALIRAN ENERGI
Dalam rantai makanan, di sisnilah
terdapat aliran energi dalam suatu ekosistem. Seperti telah diketahui bersama,
bahwa sumber energi utama adalah cahaya matahari. Cahaya matahari masuk ke
dalam ekosistem melalui produsen, dalam hal ini tumbuhan, di mana tumbuhan
membutuhkan cahaya matahari dalam proses fotosintesa. Dari proses fotosintesa, dihasilkan
energi kimia sebagai bentuk perubahan dari energi cahaya matahari. Selanjutnya
energi kimia tersebut mengalir di dalam ekosistem melalui berbagai tingkatan
konsumen dalam rantai makanan, yakni konsumen primer, sekunder dan tersier.
Energi kimia dalam masing-masing tingkatan konsumen digunakan untuk berbagai
kegiatan makhluk hidup seperti bergerak, tumbuh, berkembangbiak dan sebagainya.
Jadi di dalam ekosistem, selain terjadi saling memakan, terjadi pula aliran
energi seperti telah dijelaskan di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar