3. Las Karbit (las acetelyne)
a). Pengertian Umum
Las cair busur cair gas biasa disebut sesuai dengan bahan bakar gas yang dipakai misalnya las karbit karena menggunakan bahan bakar gas karbit, las elpiji karena gas elpiji yang dipakai dan seterusnya. Bahan bakar yang biasa dipakai pada pengelasanbusur cair gas antara lain : gas acetelyne (karbir), gas propan, gas hydrogen, gas elpiji dll. Dalam materi ini kami membatasi materi dengan las karbit. Las karbit termasuk pengelasan leleh yaitu bagian yang akan dilas dipanasi pada lokasi sambungan hingga melampaui titik lebur dari kedua logam yang akan disambung. Dengan meleburnya kedua logam tersebut akan menyatu (tersambung) dengan atau tanpa adanya bahan tambah. Ikatan dengan prosedur tersebut biasa disebut sebagai ikatan Metalurgi.
b). Peralatan dan Bahan
Dalam pengelasan karbit kita memerlukan beberapa peralatan yang harus disiapkan agar proses pengelasan dapat kita lakukan dengan lancar dan hasil yang sempurna. Peralatan tersebut yakni :
(1). Brander Listrik
(2). Regulator
(3). Gas Asetelyne
(4). Gas Oksigen
(5). Katup pengaman
(6). Kaca Mata Las (7). Tang Penjepit
(8). Sarung Tangan
(9). Sumber Api
(10). Palu Besi
(11). Pembersih Brander
(12). Kunci Tabung
(13). Sikat Baja
(1) Brander Las
(2). Regulator
Regulator asetilen
· Garis pada regulator diberi warna merah
· Ulir sambungan ke katup botol pada regulator adalahulir kiri, mur memakai tirus.
· Skala tekanan pada monometer tekanan rendahsampai 30 atau 50 psi (2,5 atau 4 kg/cm2
· Skala tekanan pada monometer tekanan tinggisampai 400 atau 500 psi (25 atau 35 kg/cm2)
· Ada tulisan Asetilen
Regulator oksigen
· Garis pada regulator diberi warna hijau/biru
· Ulir sambungan ke katup botol pada regulator adalahulir kanan, mur tanpa memakai chamfer.
· Skala tekanan pada monometer tekanan rendahsampai 100 atau 250 psi (10 atau 40 kg/cm2)
· Skala tekanan pada monometer tekanan tinggisampai 3000 atau 5000 psi (250 atau 350 kg/cm2)
· Ada tulisan oksigen.
(3). Gas Karbit (A cetelyne)
Gas karbit banyak digunakan dalam pengelasan busur cair gas daripada bahan bakar lainnya. Hal ini dikarenakan gas karbit memiliki banyak kelebihan diantaranya :
(a).Gas karbit mudah dibuat dan tidak beracun. Jika dihisap untuk mengenali dari baunya tidak berbahaya.
(c).Gas karbit (acetelyne) mempunyai nilai panas yang tinggi, karena suhu api yang dicapai pada gas karbit sangat tinggi.
(d). Kecepatan pembakaran sangat tinggi.
(e). Cocok untuk segala teknik pengelasan las gas
Gambar 5.9 ilustrasi pembuatan gas acetelin/karbid
|
Cara pembuatan gas karbit (acetelyne) ada tiga cara, yakni : sistem tetes, sistem cebur, dan sistem celup. Dari ketiga sistem tersebut yang dianggap paling efektif adalah sistem tetes. Reaksi kimia yang terjadi adalah :
Ca.C2
|
: Batu Karbid
|
H2O : Air
| |
Ca(OH)2
|
:Kapur Terguyur
| ||
C2H2
|
: Gas Karbid
|
g
|
: Panas
|
Batu karbit 1 kg dapat menghasilkan gas karbit sekitar 250 – 300 kg gas. Pada tabung gas karbit (acetelyne) yang dipasarkanberisi 40 liter dengan tekanan 15 bar. Tabung gas karbit tidak boleh kena panas, karena jika terkena panas hingga suhu diatas 100ºC pada tekanan 2 bar dapat meledak.
Batu karbit (Calsium carbide) dapat diperoleh dengan caramemanaskan atau melebur batu kapur (Ca) dan arang (C) dalam tungku listrik, reaksi kimiannya :
Pemakaian generator untuk memproduksi sendiri gas acetyleneyang digunakan untuk mengelas memang lebih murah dibanding membeligas acetylene yang sudah siap dipakai dan disimpan dalam tabung. Namun kekurangan memproduksi gas sendiri adalah tekanan gas yang kurang stabil.
(4) Katup Pengaman tekanan balik
Untuk menghindari terjadinya kecelakaan kerja (kebakaran) maka perlu dipasang katup pengaman untuk menghindari terjadinya tekanan dan pembakaran balik. Tekanan balik akan terjadi ketika tekanan udara luar lebih kecil dari tekanan dalam tabung, atau biasa terjadi ketika gas karbid dalam tabung sudah mulai habis.
(4) Kacamata Las
Kacamata berfungsi untuk melindungi mata dari kilauan busur api yang dihasilkan dari las karbid. Dengan demikian mata kita tidak cepat lelah dan pedih. Disamping itu dengan menggunakan kacamata kita dapat melihat dengan jelas logam yang dilas sudah mencapai titik lebur. Sehingga kita dapat dengan mudah menentukan kapan harus menyambung plat tersebut dan kapan pula kita menambahkan bahan tambah.
(5) Tang Penjepit
Tang penjepit berfungsi untuk memegang dan mengambil benda kerja. Lebih tepatnya sebagai pengganti jari-jari kita dalammemperlakukan benda kerja, karena selalu berhubungan dengan panas yang tinggi.
(6) Sarung Tangan
Dengan memakai sarung tangan kita akan lebih aman dari percikan-percikan api dan logan yang sedang dilas. Tentunya dengan rasa aman yang tinggi akan membantu kita dalam mencapai kesempurnaan kinerja, sehingga akan menghasilkan pengelasan yang baik.
(7) Sumber Api
Dalam menyalakan busur api kita memerlukan sumber api. Sumber api dapat berupa bara api, korek api dan lain-lain yang dapat menghasilkan percikan api. Perlu diketahui bahwa Gas karbit dapat menyala hanya dengan percikan api dan tidak harus api yang menyala.
(8) Palu Besi
Dalam menyambung dua buah permukaan plat diperlukan kerataan masing-masing plat. Sehingga proses penyambungan menjadi mudah. Kalau ada plat yang melengkung (benjol) sehingga terjadi celah yang lebar, maka cukup dipanasi pada bagian yang lengkung sampai menjadi bara dan kemudian dipukul dengan palu besi sampai permukaan plat tersebut rata. Dengan dipanasi terlebih dahulu akan mempermudah pembentukan plat tanpa merusak struktur plat tersebu.
(9) Jarum Pembersih Brander
Semakin lama kita melakukan pengelasan maka akan terjadi penyumbatan oleh arang pada torekh (ujung brander). Arang yang terbentuk disebabkan karena busur api yang terbentukkelebihan gas karbid. Dengan menyiapkan jarum pembersih brender yang bervariasi besarnya akan memperlancar prosesnya pengelasan.
(10) Kunci Tabung
Untuk membuka dan menutup tabung gas karbid dan gas oksigen kita memerlukan kunci tabung. Bentuk kunci tabung bermacam-macam, ada yang berbentuk palang dan ada yang berbentuk lurus. Besar penutup tabung juga bermacam-macam sehingga kita harus tepat dalam memilih kunci yang dipakai. Pemakaian yang tidak tepat akan menyebabkan kerusakan penutup tabung. Selama proses pengelasan hendaknya kunci tabung tetap menempel pada penutup tabung gas karbid. Dengan demikian ketika terjadi kebocoran gas bisa segera diatasi dengan menutup tabung secepatnya.
(11) Sikat Baja
Selesai proses pengelasan biasanya permukaan menjadi kotor oleh arang. Bersihkan dengan menggunakan sikat baja baru kemudian lapisi bidang pengelasan dengan cat atau minyak untuk menghindari terjadinya proses korosi.
Nyala api karburasi adalah nyala api yang kelebihan gas karbid. Batas
nyala ketiga kerucut yang terjadi tidak jelas. Penerapannyauntuk pengelasan
baja dengan karbon (C) tinggi, tuang kelabu, tuang temper dan untuk paduan
logam ringan.
Nyala api oksidasi adalah nyala api yang kelebihan oksigen. Pada nyala
api oksidasi terlihat dua kerucut, dan kerucut bagian dalam pendek berwarna
birupucat sampai ungu. Pada nyala api oksidasiini biasanya terdengar suara
berdesis. Nyala api oksidasi menimbulkan terak, gelembung gas (seperti busa
sabun), kecuali pada logam kuningan. Kegunaannya untuk pengelasan kuningan dan
pemotongan logam.
Nyala api netral terbentuk karena campuran gas karbid dan oksigen yang
seimbang. Nyala api netral terdapat dua kerucut dengan batas yang cukup jelas.
Kerucut dalam berwarna putih bersinar dan kerucut luar berwarna biru bening.
c).
Pengelasan keseluruhan tanpa landasan.
Teknik
pengelasan kebelakang (mundur) brander las mendahului bahan tambah. Brander
dituntun lurus bergerak mundur, sedangkan bahan tambah diselamkan dalam kampuh
las sambil mengaduk-aduk (berbentuk spiral). Dampak bakar (penetrasi) yang
terjadi cukup dalam dan logam lasan selama proses pendinginan mendapatkan
perlindungan oleh gas karbid yang belum terbakar. Sehingga untuk mendapatkan
hasil las yangs sempurna lebih
mudah dibandingkan dengan arah pengelasan maju. Daerah panas lebih sempit
sehingga penyusutan dan timbulnya tegangan panas relatif kecil. Pada cara
pengelasan ini celah kampuh sambungan las dapat diperkecil, sehingga volume kampuh
las menjadi kecil. Dengan demikian penggunaan bahan tambah dapat efisien.
Kekurangan dalam pengelasan mundur ini adalah tidak adanya pemanasan
pendahuluan sehingga penggunaan gas karbid menjadi lebih banyak.
Baik
teknik las maju maupun mundur jika posisi benda lasan mendatar tidak begitu
menyulitkan. Pada teknik pengelasan arah mundur dengan posisi diatas kepala,
pinggiran jalur sambungan harus dileleh lebih awal dengan baik dan kawat
disodorkan benar- benar tembus keatas.
c). Jenis
Nyala Api Las Acetelyne
Dalam
pengelasan menggunakan las karbid perlu diketahui juga jenis-jenis nyala api.
Nyala api pada las karbid ada tiga macam yakni : nyala karburasi, oksidasi dan
netral. Penggunaan nyala api disesuaikan dengan jenis logam yang akan dilas.
Karena tidak semua jenis logam membutuhkan api yang sama :
Gambar 5.12 nyala
api karburasi
|
Gambar 5.13 nyala
api oksidasi
|
Gambar 5.14 nyala
api netral
|
Pada nyala api netral terjadi reaksi pembakaran dua tingkat, yakni :
d). Teknik
Pengelasan Las karbid
Dalam las
karbid ada dua teknik pengelasan yang biasa dipaka yaitu dengan arah maju atau
arah kebelakang.
(1) Teknik Pengelasan Maju
Pada
pengelasan maju, bahan tambahmendahului brander. Pelelehan cenderung dibagian
permukaan, sehingga dampak bakar (penetrasi) tidak mendalam. Adanya pemanasan
pendahuluan mengakibatkan daerah panas menjadi lebih luas sehingga dapat
menimbulkan tegangan panas yang tinggi.logamyang dilas selama proses
pendinginan tidak terlindungi, sehingga jalur sambungan las yang sempurna sukar
diperoleh. Keuntungan pada teknik pengelasan maju adalah penggunaan gas yang
efisien karena adanya panas pendahuluan.
Teknik
pengelasan maju banyak digunakan untuk mengelas baja (bukan baja paduan) dengan
tebal sama atau lebih kecil dari 3 mm, pipa baja dengan tebal lebih kecil 3,5
mm, besi tuang, dan logam non fero. Untuk logam dengan ukuran tebal, lebih
besar atau sama dengan 1,5 mm, gerakan brander diayunkan/berayun. Sedangkan
untuk tebal kurang dari 1,5 m gerakan ayunan semakin berkurang.
a). Kawat bahan tambah mendahului, brander las
mengikuti.
b). Pelelehan bagian atas
(2) Teknik Pengelasan Mundur